KEMARIN terpikir olehku tentang Tetralogi Pulau Buru, Pramodeya Ananta Toer. Kenapa orang cenderung suka Bumi Manusia dibanding dengan buku
Menurutku selain karena Bumi Manusia adalah buku yang pertama kali terbit juga karena buku ini menceritakan sejarah sekaligus konflik pribadi si pemeran utama (Minke).Jadi, disini melibatkan emosi pembaca. Sedangkan dalam buku
Nah, kemudian terpikilah tentang "Tanah Terakhir", sebagai film dokumenter tanah terakhir berhasil mengemas emosi pelaku utama (seperti terlihat pada kekecawaan Datuk Duli pada Anjol). Disinilah, letak nilai lebihnya, emosi penonton ikut terlibat, misalkan ikut kesal pada Anjol (anak2 juga bilang kesal dgn Anjol). Ini juga yang membedakan dengan film lain, intinya "Tanah Terakhir" bisa menjauhkan kesan film dokumenter yang cenderung serius dan agak 'menjenuhkan'.
format seperti ini bagus untuk propagandis ( tentu melalui keterlibatan emosi penonton).
Ini yang kemerin terlewat...
oh ya..jadi ingat juga tentang rencana kelompokmu bikin film "Tragedi Santa Cruze" pas Cefil, hehehe...
Yo
God Bless u
Mufid-Blitar
Dear Mufid –> Ide film Tragedi Santa Cruz itu masih ada kok. Hanya saja, riset nya sulit dan belum ada waktu. Toh rencananya film itu bukan dokumenter, tapi fiksi romantis hehehehe E-
No comments:
Post a Comment