Wednesday, October 22, 2008

Antara "Bumi Manusia" Pram dan "Tanah Terakhir"

KEMARIN terpikir olehku tentang Tetralogi Pulau Buru, Pramodeya Ananta Toer. Kenapa orang cenderung suka Bumi Manusia dibanding dengan buku 2/3/4 (anak semua bangsa dan rumah kaca) ?

Menurutku selain karena Bumi Manusia adalah buku yang pertama kali terbit juga karena buku ini menceritakan sejarah sekaligus konflik pribadi si pemeran utama (Minke).Jadi, disini melibatkan emosi pembaca. Sedangkan dalam buku 2/3/4 lebih ke kronik sejarahnya lebih kental, sehingga pembaca agak sedikit jenuh.

Nah, kemudian terpikilah tentang "Tanah Terakhir", sebagai film dokumenter tanah terakhir berhasil mengemas emosi pelaku utama (seperti terlihat pada kekecawaan Datuk Duli pada Anjol). Disinilah, letak nilai lebihnya, emosi penonton ikut terlibat, misalkan ikut kesal pada Anjol (anak2 juga bilang kesal dgn Anjol). Ini juga yang membedakan dengan film lain, intinya "Tanah Terakhir" bisa menjauhkan kesan film dokumenter yang cenderung serius dan agak 'menjenuhkan'.

format seperti ini bagus untuk propagandis ( tentu melalui keterlibatan emosi penonton).
Ini yang kemerin terlewat...

oh ya..jadi ingat juga tentang rencana kelompokmu bikin film "Tragedi Santa Cruze" pas Cefil, hehehe...

Yo wis...ini saja

God Bless u

Mufid-Blitar

-----

Dear Mufid –> Ide film Tragedi Santa Cruz itu masih ada kok. Hanya saja, riset nya sulit dan belum ada waktu. Toh rencananya film itu bukan dokumenter, tapi fiksi romantis hehehehe E-

No comments: