Thursday, October 16, 2008

Surat dari Dedey Pawan di NAD

TANPA sengaja aku tertonton film dokumenter tersebut. Karena aku gandrung dengan berita - berita di Metro TV. Tapi sewaktu aku melihat membuka Metro TV pada saat itu aku melihat gambar tumpukan - tumpukan Kayu olahan dalam acara tersebut, membuat aku tertarik melanjutkan tontonan tersebut, karena aku memang salah seorang yang geram kalau melihat pemandangan seperti itu.

Tersadar aku, mengapa aku gak bisa menghalanginya pada saat itu. Rupanya aku larut dalam kegeramanku.

Akhirnya aku coba untuk mengamati cerita pada film tersebut. Akhirnya aku melihat, bukan karena kemiskinan mereka seperti itu.

Mengapa aku bilang seperti itu; pertama, aku melihat hutan disekitar komunitas suku tersebut sangatlah kaya, mereka tidak akan mati kelaparan dari hutan tersebut. kedua, dalam rumah anak ketua adat yang berseberangan dengan ayahnya tampak sarana Televisi dan alat2 elektronik lainnya yang saya lihat barang - barang tersebut tidak dapat meningkatkan derajat mereka? tidak, karena yang bisa mengangkat derajat mereka adalah adat, bukan fasilitas - fasilitas seperti itu. Fasilitas seperti itu hanya membuat mereka malas.

Mereka sangat kaya, kaya dengan adat. Mereka mempunyai hukum adat dalam menjaga kelestarian hutan mereka. Adat mereka menempatkan hutan sangat terhormat. Bukan seperti kita yang menghormati hutan hanya dengan undang - undang yang tidak pernah dapat meninggikan derajat hutan itu sendiri dalam aspek kehidupan kita.

Jadi kemelut (yang diangkat) pada (film) Tanah Terakhir (ini) adalah karena (faktor) KEBODOHAN.

Dedey Pawang
MAPALA PANDAYANA - UNAYA Aceh
PDY 01.001.UA

Komunitas Tanah Terakhir : Saudara Dedi , terima kasih atas apreasiasi anda. Film Tanah Terakhir adalah film dokumenter, dimana kedua pembuat film mencoba memotret realitas dan menujukkan kepada kita sebagai penonton. Sebagai film dokumenter, dia tidak menyatakan sebuah kesimpulan. Kita lah sebagai penonton yang menarik kesimpulan itu. Dan biasanya kesimpulan yang muncul akan beragam dan penuh warna. Tergantung pengalaman, pengetahuan dan kedekatan kita dengan objek cerita itu.

Anda pasti punya pengalaman banyak dengan issue-issue lingkungan. Akan lebih menarik jika anda mau berbagi dengan kami. Mungkin Anda bisa menulis artikel (-/+) 7000 lalu kirim kepada kami. Bagaimana ? kami tunggu tulisan anda ya..

No comments: